ini blog yang berisikan kisah-kisah seks sedarah. bagi agan-agan yang tidak berminat dengan konten ini silahkan di minati. wkwkwkw

Saturday, May 9, 2015

BERCINTA DENGAN KAKAK KANDUNG PART III

sebelum membaca cerita di bawah. kami mengharapkan bantuan agan-agan sekalian untuk emmbantu meng-klik iklan yang ada di  blog ini. hal ini dapat membantu keberlangsungan hidup blog dan donasi para penulis. salam dari kami. selamat membaca
“ya bik” sahutku. Aku cepat keluar kamar. Takut bi narsih keburu naik.
“bibi mau pulang, kunci pintu dulu.”
Sial, ni bibik gangguin aja. Aku buru-buru turun, menutup pintu pagar, dan pintu rumah. Lampu ruang tamu langsung aku padamkan, biar gak ada tamu yang datang jadi tidak ada yang gangguin lagi. Kemudian aku buru-buru naik lagi keatas. Kak widya sudah mengenakan kembali dasternya.
“udah ya, kan kamu udah liat tubuh kakak. Sekarang kakak mau dengar hasilnya”.
Gagal deh, mungkin kak widya sudah mulai sadar, dan kembali waras. Jadi gak mau lagi aku kerjain. Tapi aku gak mau nyerah, aku coba strategi lain.
“gini, cowok tu kan lebih tertarik pada fisik wanita. Fisik kakak masih ada yang kurang sedikit. Payudara kakak gede sebelah. Pantat kurang montok. Kakak senam kegel deh. Biar bokongnya naik. Browsing aja gimana cara senam kegel. Trus payudara kakak harus di samain. Owh iya, bang rendi suka mainin yang sebelah mana?”
“hmmm… yang kiri deh rasanya.”
“trus apa yang terjadi.”
“ ya kakak langsung cepet naiknya, ujung-ujungnya ML.” jawab kakak mulai tanpa beban lagi dalam bercerita.
“siapa yang ngajakin duluan.”
“ kalau udah terangsang berat, kakak yang ngajakin main.” Jawab kak widya jujur.
“nah itu masalahnya, kakak udah bukan tantangan lagi sama dia. Dia udah tahu caranya naklukin kakak. Kakak kalo ML sama bang rendi klimaks gak?” kejarku
“hmmm. Kadang klimaks, kadang nggak. Tapi kakak senang kalau dia bisa klimaks walaupun kakak gak dapet”.
“bulshit itu, gak ada yang namanya bercinta gak nyari kepuasan. Kakak terlalu mengejar dia. Posisi nya kakak yang mengejar, bukan dikejar. Dalam cinta kita tidak bisa mengejar terus, bisa di tindas, tapi kalau di kejar terus bisa jadi yang ngejar bosan. Harus ada timbale baliknya.” Aku menjelaskan panjang lebar kepada kak widya tentang pengalamanku dulu, bisa berganti-ganti pasangan sesuka hati.
“trus kakak harus gimana?”
Aku mulai menyusun strategi kedua.
“gini, kakak harus berlatih tahan terhadap rangsangan. Jangan terlalu mudah terangsang. Atau meskipun terangsang bisa mengontrol dengan tepat kapan harus di lepaskan kapan harus di tahan. Dengan begitu kakak bisa membalikkan posisi sebagai yang di kejar. Kakak suka posisi apa, maksud aku kakak cepat klimaks kalau pake gaya apa?”
“kalo gak women on the top, doggie style. Tapi bang rendi sukanya dia di atas. Gaya konvensional.”
“hmmm.. sudah bisa di tebak. Sebenarnya Cowok paling suka doggie, tapi kalo pantat ceweknya montok. Kalau women on top juga gitu. Tapi itu bisa di perbaiki. Sekarang yang jelas kakak harus bisa mengontrol rangsangan.”
“caranya gimana dek” Tanya kak widya. Aku di rumah memang sering di panggil adek, karena paling bungsu. Mama, papa dan bi narsih juga memanggil aku adek.
Aku duduk semakin merapat ke kak widya. Aku elus lagi payudara kirinya. Kak widya mau menolak.
“masa latihannya sama kamu dek” tahan kak widya sambil tangannya memegang tanganku.
“trus kakak mau latihan sama siapa? Cuma sekedar teori. Lama… keburu kecantol sama meri bang rendinya. Kak widya melemahkan pegangan tanganya.
“tapi inget ya ini Cuma latihan, kamu jangan ambil ke untungan dari kondisi kakak ini. kakak gak mau terjadi hal yang tidak di inginkan.”
“iya..tenang aja deh. Gak mungkin aku nafsu sama kakak kandung sendiri.”
Aku mulai mengelus elus payudara nya lagi. Kadang aku remas perlahan. Aku focus pada payudara kirinya. Biar dia semakin cepat merangsang, uugghhh kak widya mulai mendesah, aku angkat dasternya hingga melewati kepala. Kak widya sudah mengenakan CD nya kembali. Aku mainkan putingnya yang mulai mengeras.. aaaahhhh desahan kak widya semakin keras. Aku semakin semangat. Kulihat kak widya memejamkan matanya. Ahh.. ahh… intensitas desahannya semakin sering. Ingin rasanya aku lumat bibir seksinya itu. Aku dekatkan wajahku ke dadanya.
“tahan ya…”
Aku mulai menjilati payudaranya. Aku mainkan putting payudaranya dengan lidahku. Kuputar-putar. Terkadang aku hisap-hisap. Penisku sudah berontak ingin keluar.
“aaaahhhhhh….. dekk…. Ahhh…” kak widya mulai mendesah. Kaki nya mulai merenggang.
Ini saatnya, aku yang duduk di sebelah kirinya , tangan kananku membelai-belai punggungnya, tangan kiri mulai merayap kebawah hingga ke daerah vaginanya.
“jangan kesana dek… aaahhhhhh…..” desahannya kakak makin kuat ketika tanganku masuk kedalam CDNya dan mengelus klitoris.
Aku mulai tidak sabar lagi. Kubuka CD abu-abu itu, aku elus-elus vaginanya dari atas kebawah. Desahan kak widya semakin jelas.
“ahh…ah…ah….” Kak widya memaju mundurkan pinggulnya, mengikuti gerakan tanganku.
“ahh…dek…ah… kakak gak tahan”. Aku tahu ini saatnya. Aku buka celana ku.
“ dek… ingat jangan ambil kesempatan dalam kesempitan.” Kak widya membuka matanya dan menatapku. Tapi tangannya masih menahan tanganku di vaginanya. Aku masukkan jari kedalam liang vaginanya.
“AAAHHHHHHHHHHH……. Adek nakal…” desahan kak widya makin kuat.
“nikmati aja kakak sayang….” Bisikku di telinganya.
Ahh..ahh…ahh…. desahan kak widya makin cepat dan kuat. Dia sudah hamper klimaks. Aku cabut tanganku.
“ahhh… adek jangan siksa kakak…” rengek kak widya manja. Aku jadi sangat geregetan.
“ aku pengen juga kak” akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulutku.
“jangan ya adek sayang, tabu” sambil kak widya menarik tanganku lagi ke aeah vaginanya. Matanya tertuju pada penisku yang nongol keluar dari atas celana.
“nanti kakak puasin, tapi janji jangan masuk.” Kata kak widya.
“iya janji.”
Kak widya menurunkan celanaku, penisku menjulang gagah ke angkasa. Raut wajah kak widya tampak terpesona melihat penisku yang panjang, diameter 3 cm panjang 16cm. mungkin dia juga tergoda. Kak widya berdiri di hadapanku naik di atas sofa. Aku yang duduk otomatis wajahku berhadapan langsung denganvaginanya. Ku julurkan lidahku dan menjilati clitorisnya.
“AAHHHHHH….. jangan di jilat dek..ampun,,,,ahh..ahh..ahh…” desahnya semakin kuat.
Kemudian kak widya mendorong kepala ku menjauh. Aku rebahan di sofa. Kak widya kemudian menduduki daerah selangkanganku, penisku di lipatnya ke atas, kemudian dia duduki. Au mersakan vaginanya yang hangat dan licin berada tepat di batang penisku. Kak widya mulai memaju mundurkan vaginanya. Hangat, licin, lembab bergerak maju mundur. Dari pangkal penisku hingga hamper ke ujung terasa nikmat, seperti di pijit-pijit… tangan kak widya bertumpu kebelakang. Ke lututku.
“ahhh…ahhh…ah…” desahan kak widya semakin cepat. Makin lama goyangan pantatnya makin cepat… “ dekkkk,,,, enak banget…..” nafsunya udah naik sangat tinggi, hingga mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya dia keluarkan di depan adik kandungnya. Kak widya mencondongkan badannya kedepan. Dia tarik tanganku dan meletakkan di dadanya.
kembali...
                                                                                                                                       BERSAMBUNG

DAFTAR CERITA

No comments:

Post a Comment