sebelum membaca cerita di bawah. kami mengharapkan bantuan agan-agan
sekalian untuk emmbantu meng-klik iklan yang ada di blog ini. hal ini
dapat membantu keberlangsungan hidup blog dan donasi para penulis.
“sorry ya” aku pura-pura pamit. Padahal udah gak tahan lagi pengen nyentuh payudaranya. Aku elus kedua bukit kembar itu dari luar dasternya. Dari pinggir keluar. Tangan kanan menyentuh payudara kirinya, tangan kiri untuk payudara kanannya. Aku elus sangat pelan. Aku putar-putar dan sengaja tidak menyentuh putingnya. Aku mau buat kak widya merangsang dan penasaran. Sekitar satu menit aku elus-elus payudaranya. Jariku semakin lama semakin ke dalam. Kulirik keatas sedikit, kulihat kak widya menggigit bibirnya. Aku mulai merasakan kalau kak widya menikmati elusan tanganku. Aku sentuh pentilnya serentak kiri dan kanan. Uugghh, terdengar desahan pelan dan dia reflek membungkukkan badannya. Aku mendongak, kak widya cepat-cepat buang muka ke kiri. kalau pembaca lupa bagaimana wajah kak widya klik disini. atau videonya di sini tapi tolong jangan di sebarkan.
“sorry ya” aku pura-pura pamit. Padahal udah gak tahan lagi pengen nyentuh payudaranya. Aku elus kedua bukit kembar itu dari luar dasternya. Dari pinggir keluar. Tangan kanan menyentuh payudara kirinya, tangan kiri untuk payudara kanannya. Aku elus sangat pelan. Aku putar-putar dan sengaja tidak menyentuh putingnya. Aku mau buat kak widya merangsang dan penasaran. Sekitar satu menit aku elus-elus payudaranya. Jariku semakin lama semakin ke dalam. Kulirik keatas sedikit, kulihat kak widya menggigit bibirnya. Aku mulai merasakan kalau kak widya menikmati elusan tanganku. Aku sentuh pentilnya serentak kiri dan kanan. Uugghh, terdengar desahan pelan dan dia reflek membungkukkan badannya. Aku mendongak, kak widya cepat-cepat buang muka ke kiri. kalau pembaca lupa bagaimana wajah kak widya klik disini. atau videonya di sini tapi tolong jangan di sebarkan.
“cepat dong,
nanti bi narsih liat, bahaya.” Bisik kak widya.
Sekarang aku
pegang secara keseluruhan, sedikit aku remas, wow, sungguh indah rasanya, tidak
dapat dilukiskan dengan kata-kata. Benda yang selama ini aku hayal-hayalkan
sekarang berada dalam genggaman, hanya di batasi selembar daster tipis. Aku
remas perlahan-lahan. Payudara kak widya sangat kenyal, lumayan besar, penuh
satu genggaman tanganku. Terasa di telapak tanganku putingnya semakin mengeras.
Badannya bergerak-gerak pelan. Aku remas dengan gerakan memutar hingga
keputingnya. Kembali gerakan reflek kak widya terasa.
“jangan
dimainin di. Kakak gak tahan” suara kak widya terdengar sangat berat. Aku
semakin girang. Dia sudah mulai terangsang. Aku tatap wajahnya.
“payudara
kakak besar sebelah ya? Yang kanan posisi ujungnya lebih rendah dari yang kiri.
Tapi yang kiri terasa lebih besar daripada yang kanan”. Aku mengutarakan
analisa ku atas anatomi buah dadanya.
“iya emang
gitu dari dulu.” Jawab kak widya
Aku penasaran
bagaimana bentuk aslinya, aku lepaskan tangan dari payudaranya dan mulai
menurunkan tali dasternya. Agak susah melewati bahunya. Cukup ngepress.
“angkat
dasternya dari bawah aja” bisik kak widya
Lampu hijau
menyala. Tapi aku gak mau buru-buru. Nanti niat burukku tercium olehnya. Aku
angkat ujung dasternya. Kak widya mengangkat pantanya, agar daster mudah di
angkat ke atas. Terlihat paha mulusnya dan CD abu2 yang menutupi daerah
kewanitaanya. Terlihat bercak basah tepat di garis vaginanya. Sambil membuka
dasternya aku sentuh kulit paha yang putih mulus itu. Mulus sekali. tanpa cela.
Aku angkat hingga ke atas. Hingga kelehernya. Sekarang terpampanglah tubuh
indah kakak kandungku yang cantik dan mulus ini. hanya mengenakan CD. Aku tahan
godaan untuk memperkosanya sekuat tenaga.
“tahan
dasternya” perintahku. Kak widya menurut saja. Wajahnya sudah mulai merona
merah. Mungkin fantasinya sudah mulai tumbuh, menyaksikan tubuh indahnya di
nikmati oleh adik kandungnya sendiri.
“iya yah, yang
kanan lebih turun dan lebih kecil” aku kembali memegang payudaranya. Sekarang
tanpa halangan apapun. Kurasakan mili demi mili permukaan payudaranya. Sungguh
indah. Bahkan payudara kak widya lebih indah daripada payudara pacarku maya. Aku
elus dan sedikit aku remas-remas.
“yang kiri
lebih kenyal daripada yang kanan” analisaku lagi. Sesekali aku melirik kebawah.
Kak widya melipat pahanya. Menjepit vaginanya sendiri. Tanda-tanda wanita yang
lagi terangsang berat. Aku sentuh putingnya bersamaan. Uuggghhh dia mendesah lagi. Tapi kali ini tidak aku biarkan lepas.
“jangan di
mainin putting kakak dek. Kakak gak tahan” bisik kak widya pelan sekali.
“mana yang
lebih kuat rasngsangannya, yang kanan apa yang kiri?” tanyaku sambil tidak
melepaskan jari dari putingnya.
“yang kiri..
uuggghhhhhh. Udah ah…” kata kak widya sambil melepaskan tanganku dari
payudaranya. Kulirik CDnya semakin basah.
“coba kakak
berdiri” aku angkat badannya biar dia berdiri. Kemudian aku menjauh kea rah
pembatas tangga. Aku melihat ke bawah. Bi narsih masih focus nonton sinetron
kesukaannya.
“angkat lagi
dasternya” sambil aku memeberikan komando dengan jari.
Kak widya
bagai kerbau dicucuk hidung, nurut dengan perintahku. Dia angkat dasternya dan
berdiri di hadapanku. Aku perhatikan dengan seksama. Kemudian memberikan
isyarat memutar dengan jariku. Dia berputar. Aku perhatikan mulai punggung
hingga pantatnya. Tapi pandangan ke pantanya kurang jelas. Karena CD yang di
kenakan kak widya cukup lebar. Jadi menutupi seluruh bongkahan pantatnya. Aku
mendekat. Ku pegang pantatnya.
“busungkan
sedikit dada kakak” kak widya langsung membusungkan dadanya.
“hmmmmm…
pantat kakak juga kurang montok deh..” aku menjutkan analisaku. Aku masukkan
tanganku ke dalam CDnya dari belakang. Aku remas bongkahan pantatnya sebentar.
Kemudian aku tarik lagi. Aku buat dia semerangsang mungkin. kemudian aku duduk
di belakang dia. Wajahku sejajar dengan pantatnya. Aku angkat sedikit
pantatnya.
“ segini loh
yang bagusnya”. Kak widya diam saja sambil tetap menahan daster di lehernya.
Karena wajahku hanya sekitar 20 cm dari pantatnya. Aroma vagina nya yang basah
masuk kedalam hidungku. Aku semakin tidak kuat menahan rangsangan ini. aku
berdiri dan bergerak kea rah kamar tamu. ku buka pintunya.
“sini” seruku
“gak ah, mau
ngapain pake ke dalam kamar segala”. Tolak kak widya.
“sini lah,
biar kalau bi narsih naik gak kelihatan. Di pintu ini aja. Ayo sini.” Sambil
aku tarik tangan kakakku yang sexy ini. akhirnya dia menurut. Dia sekarang
berdiri di dalam kamar. Hanya setengah meter dari pintu. Tapi karena posisi
tangga ke atas yang berada di belakang kamar, jadi kalau bi narsih naik, dia
gak bakalan bisa ngeliat kak widya. Aku angkat lagi daster kakak, kali ini aku
angkat total. Setengah menolak, tapi dia nurut juga. Mungkin dia fikir kepalang
tanggung. Aku tatap seluruh tubuhnya, kemudian aku belai muali dari bahu,
lengan atas, lengan bawah, kemudian daerah samping payudaranya, pinggang, paha
hingga betis. Kemudian naik lagi ke paha, perut, vaginanya sengaja tidak aku
senggol, ke buah dadanya lagi. Kemudian aku putuar tubuhnya hingga
membelakangiku. Aku usap punggungnya, turun ke daerah pantat. Aku remas
sedikit. Kemuian aku tarik CDnya kewah. Aku lepaskan. Kak widya kaget dan
langsung menahan CDnya dari bagian depan.
“udah, gak
usah d tahan. Lepasin aja. Ngalangin nih” aku terus menarik ke bawah. Hingga lepas.
“coba kakak
busungin lagi dadanya” perintahku
Kak widya
nurut aja. Aku putar badannya. Aku hadapkan ke cermin. Wajah kak widya sudah
merona sangat merah. Pemandangan di cermin sungguh seksi. Kak widya bugil,
polos tanpa sehelai benang pun, dan aku berdiri di belakangnya. Tangan kiri
meremas payudara kirinya dan tangan kanan mengelus perutnya, penisku sudah
menempel di pantatnya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan penisku yang sudah
tegang. Aku masih berceloteh menganalisa tubuhnya dan tangan kanan semakin
merayap kebawah. Sudah berada di rambut pubisnya, kak widya sudah pasrah total.
Bahkan sekarang dia menutup matanya. Jari tengahku bergerak semakin kebawah,
sudah masuk ke belahan vaginanya. Hangat sekali. licin dan basah. Aagghhhh terdengar desar kak widya
ketika jariku menyentuh klitorisnya.
“dekkkkkkkk”
terdengar suara bik narsih memanggil dari bawah. Sial pikirku. Kak widya
langsung melepaskan dirinya dan berdiri di belakang pintu. ini video kak widya
(untuk membaca kelanjutan cerita, klik tulisan 'BERSAMBUNG' di bawah ini. nanti agan akan masuk ke web Adf.ly. tunggu selama 5 detik. maka di sudut kanan atas akan muncul tulisan 'SKIP'. klik tombol skip. dan agan akan di antar ke halaman berikutnya. selamat membaca)
kembali BERSAMBUNG.....
DAFTAR CERITA
(untuk membaca kelanjutan cerita, klik tulisan 'BERSAMBUNG' di bawah ini. nanti agan akan masuk ke web Adf.ly. tunggu selama 5 detik. maka di sudut kanan atas akan muncul tulisan 'SKIP'. klik tombol skip. dan agan akan di antar ke halaman berikutnya. selamat membaca)
kembali BERSAMBUNG.....
DAFTAR CERITA
No comments:
Post a Comment