ini blog yang berisikan kisah-kisah seks sedarah. bagi agan-agan yang tidak berminat dengan konten ini silahkan di minati. wkwkwkw

Saturday, May 9, 2015

BERCINTA DENGAN KAKAK KANDUNG PART II

sebelum membaca cerita di bawah. kami mengharapkan bantuan agan-agan sekalian untuk emmbantu meng-klik iklan yang ada di  blog ini. hal ini dapat membantu keberlangsungan hidup blog dan donasi para penulis.
“sorry ya” aku pura-pura pamit. Padahal udah gak tahan lagi pengen nyentuh payudaranya. Aku elus kedua bukit kembar itu dari luar dasternya. Dari pinggir keluar. Tangan kanan menyentuh payudara kirinya, tangan kiri untuk payudara kanannya. Aku elus sangat pelan. Aku putar-putar dan sengaja tidak menyentuh putingnya. Aku mau buat kak widya merangsang dan penasaran. Sekitar satu menit aku elus-elus payudaranya. Jariku semakin lama semakin ke dalam. Kulirik keatas sedikit, kulihat kak widya menggigit bibirnya. Aku mulai merasakan kalau kak widya menikmati elusan tanganku. Aku sentuh pentilnya serentak kiri dan kanan. Uugghh, terdengar  desahan pelan dan dia reflek membungkukkan badannya.  Aku mendongak, kak widya cepat-cepat buang muka ke kiri. kalau pembaca lupa bagaimana wajah kak widya klik disini. atau videonya di sini tapi tolong jangan di sebarkan.
“cepat dong, nanti bi narsih liat, bahaya.” Bisik kak widya.
Sekarang aku pegang secara keseluruhan, sedikit aku remas, wow, sungguh indah rasanya, tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Benda yang selama ini aku hayal-hayalkan sekarang berada dalam genggaman, hanya di batasi selembar daster tipis. Aku remas perlahan-lahan. Payudara kak widya sangat kenyal, lumayan besar, penuh satu genggaman tanganku. Terasa di telapak tanganku putingnya semakin mengeras. Badannya bergerak-gerak pelan. Aku remas dengan gerakan memutar hingga keputingnya. Kembali gerakan reflek kak widya terasa.
“jangan dimainin di. Kakak gak tahan” suara kak widya terdengar sangat berat. Aku semakin girang. Dia sudah mulai terangsang. Aku tatap wajahnya.
“payudara kakak besar sebelah ya? Yang kanan posisi ujungnya lebih rendah dari yang kiri. Tapi yang kiri terasa lebih besar daripada yang kanan”. Aku mengutarakan analisa ku atas anatomi buah dadanya.
“iya emang gitu dari dulu.” Jawab kak widya
Aku penasaran bagaimana bentuk aslinya, aku lepaskan tangan dari payudaranya dan mulai menurunkan tali dasternya. Agak susah melewati bahunya. Cukup ngepress.
“angkat dasternya dari bawah aja” bisik kak widya
Lampu hijau menyala. Tapi aku gak mau buru-buru. Nanti niat burukku tercium olehnya. Aku angkat ujung dasternya. Kak widya mengangkat pantanya, agar daster mudah di angkat ke atas. Terlihat paha mulusnya dan CD abu2 yang menutupi daerah kewanitaanya. Terlihat bercak basah tepat di garis vaginanya. Sambil membuka dasternya aku sentuh kulit paha yang putih mulus itu. Mulus sekali. tanpa cela. Aku angkat hingga ke atas. Hingga kelehernya. Sekarang terpampanglah tubuh indah kakak kandungku yang cantik dan mulus ini. hanya mengenakan CD. Aku tahan godaan untuk memperkosanya sekuat tenaga.
“tahan dasternya” perintahku. Kak widya menurut saja. Wajahnya sudah mulai merona merah. Mungkin fantasinya sudah mulai tumbuh, menyaksikan tubuh indahnya di nikmati oleh adik kandungnya sendiri.
“iya yah, yang kanan lebih turun dan lebih kecil” aku kembali memegang payudaranya. Sekarang tanpa halangan apapun. Kurasakan mili demi mili permukaan payudaranya. Sungguh indah. Bahkan payudara kak widya lebih indah daripada payudara pacarku maya. Aku elus dan sedikit aku remas-remas.
“yang kiri lebih kenyal daripada yang kanan” analisaku lagi. Sesekali aku melirik kebawah. Kak widya melipat pahanya. Menjepit vaginanya sendiri. Tanda-tanda wanita yang lagi terangsang berat. Aku sentuh putingnya bersamaan. Uuggghhh dia mendesah lagi. Tapi kali ini tidak aku biarkan lepas.
“jangan di mainin putting kakak dek. Kakak gak tahan” bisik kak widya pelan sekali.
“mana yang lebih kuat rasngsangannya, yang kanan apa yang kiri?” tanyaku sambil tidak melepaskan jari dari putingnya.
“yang kiri.. uuggghhhhhh. Udah ah…” kata kak widya sambil melepaskan tanganku dari payudaranya. Kulirik CDnya semakin basah.
“coba kakak berdiri” aku angkat badannya biar dia berdiri. Kemudian aku menjauh kea rah pembatas tangga. Aku melihat ke bawah. Bi narsih masih focus nonton sinetron kesukaannya.
“angkat lagi dasternya” sambil aku memeberikan komando dengan jari.
Kak widya bagai kerbau dicucuk hidung, nurut dengan perintahku. Dia angkat dasternya dan berdiri di hadapanku. Aku perhatikan dengan seksama. Kemudian memberikan isyarat memutar dengan jariku. Dia berputar. Aku perhatikan mulai punggung hingga pantatnya. Tapi pandangan ke pantanya kurang jelas. Karena CD yang di kenakan kak widya cukup lebar. Jadi menutupi seluruh bongkahan pantatnya. Aku mendekat. Ku pegang pantatnya.
“busungkan sedikit dada kakak” kak widya langsung membusungkan dadanya.
“hmmmmm… pantat kakak juga kurang montok deh..” aku menjutkan analisaku. Aku masukkan tanganku ke dalam CDnya dari belakang. Aku remas bongkahan pantatnya sebentar. Kemudian aku tarik lagi. Aku buat dia semerangsang mungkin. kemudian aku duduk di belakang dia. Wajahku sejajar dengan pantatnya. Aku angkat sedikit pantatnya.
“ segini loh yang bagusnya”. Kak widya diam saja sambil tetap menahan daster di lehernya. Karena wajahku hanya sekitar 20 cm dari pantatnya. Aroma vagina nya yang basah masuk kedalam hidungku. Aku semakin tidak kuat menahan rangsangan ini. aku berdiri dan bergerak kea rah kamar tamu. ku buka pintunya.
“sini” seruku
“gak ah, mau ngapain pake ke dalam kamar segala”. Tolak kak widya.
“sini lah, biar kalau bi narsih naik gak kelihatan. Di pintu ini aja. Ayo sini.” Sambil aku tarik tangan kakakku yang sexy ini. akhirnya dia menurut. Dia sekarang berdiri di dalam kamar. Hanya setengah meter dari pintu. Tapi karena posisi tangga ke atas yang berada di belakang kamar, jadi kalau bi narsih naik, dia gak bakalan bisa ngeliat kak widya. Aku angkat lagi daster kakak, kali ini aku angkat total. Setengah menolak, tapi dia nurut juga. Mungkin dia fikir kepalang tanggung. Aku tatap seluruh tubuhnya, kemudian aku belai muali dari bahu, lengan atas, lengan bawah, kemudian daerah samping payudaranya, pinggang, paha hingga betis. Kemudian naik lagi ke paha, perut, vaginanya sengaja tidak aku senggol, ke buah dadanya lagi. Kemudian aku putuar tubuhnya hingga membelakangiku. Aku usap punggungnya, turun ke daerah pantat. Aku remas sedikit. Kemuian aku tarik CDnya kewah. Aku lepaskan. Kak widya kaget dan langsung menahan CDnya dari bagian depan.
“udah, gak usah d tahan. Lepasin aja. Ngalangin nih” aku terus menarik ke bawah. Hingga lepas.
“coba kakak busungin lagi dadanya” perintahku
Kak widya nurut aja. Aku putar badannya. Aku hadapkan ke cermin. Wajah kak widya sudah merona sangat merah. Pemandangan di cermin sungguh seksi. Kak widya bugil, polos tanpa sehelai benang pun, dan aku berdiri di belakangnya. Tangan kiri meremas payudara kirinya dan tangan kanan mengelus perutnya, penisku sudah menempel di pantatnya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan penisku yang sudah tegang. Aku masih berceloteh menganalisa tubuhnya dan tangan kanan semakin merayap kebawah. Sudah berada di rambut pubisnya, kak widya sudah pasrah total. Bahkan sekarang dia menutup matanya. Jari tengahku bergerak semakin kebawah, sudah masuk ke belahan vaginanya. Hangat sekali. licin dan basah. Aagghhhh terdengar desar kak widya ketika jariku menyentuh klitorisnya.

“dekkkkkkkk” terdengar suara bik narsih memanggil dari bawah. Sial pikirku. Kak widya langsung melepaskan dirinya dan berdiri di belakang pintu. ini video kak widya
(untuk membaca kelanjutan cerita, klik tulisan 'BERSAMBUNG' di bawah ini. nanti agan akan masuk ke web Adf.ly. tunggu selama 5 detik. maka di sudut kanan atas akan muncul tulisan 'SKIP'. klik tombol skip. dan agan akan di antar ke halaman berikutnya. selamat membaca)

kembali                                                                                                      BERSAMBUNG.....

DAFTAR CERITA

No comments:

Post a Comment