ini blog yang berisikan kisah-kisah seks sedarah. bagi agan-agan yang tidak berminat dengan konten ini silahkan di minati. wkwkwkw

Thursday, August 3, 2017

DILEMA CINTA SIMALAKAMA XVI

Tidak ada yang begitu istimewa dari Mall yang baru buka. Cuma hiburan dari artis ibukota dan semua toko memberikan discont. Yang istimewa adalah adik ku. Sepanjang jalan dia tidak pernah melepaskan tanganku. Mulai dari turun dari parkiran aku di perlakukan dengan sangat baik. Dia terus menawari, "kakak mau ini" atau "kakak mau itu". Aku kebanyakan menggeleng. Di ajak jalan saja aku sangat senang. Aku melihat beberapa laki-laki menatap ku dengan pandangan kagum. Kagum plus mesum. Dan cewek-cewek ABG juga banyak yang curi-curi pandang ke arah Reno.

Kami cuma keliling-keliling, makan di food court, nyobain bilik film 4D. Aku teriak-teriak ketakutan. Zombi-zombi dalam film itu seolah-olah nyata dan mau menarikku. Aku peluk Reno kuat-kuat. Dari pada melek aku lebih sering  memejamkan mata. Takut.

" tuh kan suara kakak jadi parau. Kebanyakan teriak. Dia yang ngajakin dia yang ketakutan". Celoteh Reno pas kami sudah keluar. Dia memberikan aku sebotol air mineral.
"Kapok kakak nonton yang beginian. Nonton film yang biasa aja deh lain kali. Gak usah yang kayak nyata gitu". Jelas ku.

Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kami keluar dari Mall. Tanpa bawa apa-apa. "Kakak mau makan? Ada kwetiau enak loh. Cobain yuk. Papa sama mama juga suka. Tar kita bungkusin buat mereka juga". Aku nurut aja.

Sudah satu jam kami makan. Sekarang kami sudah mau pulang. Karena penjual kwetiaunya di pinggiran kota. Jalanan sudah mulai sepi. Di setiap jalanan sepi dan gelap. Aku menutup mataku dan memeluk Reno erat-erat.

Tetesan air terasa. Gerimis, dan makin lama makin deras. "Kita berteduh dulu kak." teriak adik ku sambil memacu sepeda motornya mencari tempat berteduh. Kami berhenti di depan sebuah ruko yang cukup lebar. Ada 4 pintu. Yang ujung-ujungnya ada tempat orang jualan. Ruko nomor 2 dan 3 sepertinya masih kosong. Ruko tempat kami berteduh sudah tutup. di bagian depan ada lemari untuk jual makanan yang tidak di masukkan kedalam ruko. Ada juga bangku. Kami duduk disana. Di ruko no 4 juga hampir mirip. Di sana juga ada sepasang anak muda yang juga numpang berteduh.
"Kakak dingin ya. Jaketku basah juga kalo mau kakak pake".
"Gak papa dek. Gak dingin-dingin amat kok".
Hujan makin deras. Kami makin mepet ke pintu roling Ruko. Atap di bagian depannya bayak yang bocor. Kami liat pasangan yang di ruko nomor 4 berpelukan. Kami masih bisa melihat mereka. Meskipun remang-remang. Yang wanita di belakang dan memeluk cowoknya dari belakang.
"Kak, kak liat. Mereka ciuman" kata reno.
Aku menoleh kesamping. Benar saja mereka sedang berciuman. Yang cowo sudah tidak lagi menghadap depan. Tapi sudah berbalik mengadap ceweknya.
"Biarin aja. Toh mereka emang pacaran. Kalo kamu mau, ajak aja gantian." godaku ke Reno.
"Ngapain juga ngajakin gantian. Aku sekarang sama cewek yang ribuan kali lebih cantik dari tu cewek". Kata Reno sambil tangannya merangkul pinggangku. Aku merasa senang sekali di puji seperti itu.
"Dek, dulu kita juga pernah ya kehujanan. Waktu masih sekolah dulu. Terus berenti di pondok.". Aku mulai berbicara
"Yang mana, kita mah sering banget kehujanan."jawab Reno. Memang benar juga. Kami udah sering kehujanan. Tapi aku ingat yang itu karena perlakuan Reno hari itu yang susah aku lupakan.
"Yang itu loh. Kakak minta antar kerumah temen kakak. Pulangnya kita keujanan. Berenti di pondok". Aku mendongak kesamping memandang wajah Reno.
"Ntah ya. Lupa aku". Jawab Reno matanya masih menatap pasangan di ruko no 4 yang masih bermesraan.

BLAM...
Listrik mati. Kondisi kami gelap gulita. Spontan aku langsung memeluk Reno.
"Dek, kakak takuuut...".
"Tenang aja kak. Gak bakal ada yang berani gangguin kakak selama ada aku di sini, nyamuk pun gak bakal berani".
" nah itu tuh. Kamu juga waktu itu ngomong gitu. Masa lupa sih".
"Iya.. Iya.. Aku ingat. Kalau gak ada tukang siomai sialan itu. Aku udah mencapai salah satu impianku." kata Reno. Aku tidak tau wajahnya bagaimana sambil bicara begitu. Kondisi gelap total.
"Ada ada aja kamu. Impian apa juga yang bisa di batalain tukang siomai".
"Kalau gak ada dia. Hari itu aku udah bisa jadi pacar kakak". Jawab Reno singkat.
"Ih suka sembarangan kalo ngomong, masa kakak di pacarin. Situ gak laku ya?" godaku sambil menekan dada Reno dengan jari telunjuk kananku.
"Aku serius loh".
Aku merasa pipiku di elus. Daguku di angkat. Ada ciuman mendarat di keningku. Reno menciumku.
Ciumannya turun ke pipi. Kemudian ke bibirku.
Aku langsung mengalihkan wajahku. Dan berputar badan. Aku membelakangi nya.
"Kamu anggap kakak cewek murahan ya". Kataku.
"Nggak kak. Semua orang pernah berbuat salah. Dan kakak tetap wanita paling cantik di muka bumi di mataku." jawab Reno. Tangannya melingkar di perutku. Satu lagi kecupan mendarat di leherku. Kecupan yang dalam.
Kecupan itu naik keatas. Ke arah telinga. Dan aku sangat sensitif di sana. Aku merasa geli sekali.
"Deeekkk... Gak boleh"  aku cuma bisa bilang itu. Tanpa berusaha melepaskan diri. Tangan Reno perlahan naik ke atas. Meraba bagian bawah BH ku. Perlahan juga penisnya sudah terasa menonjol di pinggangku yang mepet ke tubuhnya.
Aku berusaha melepaskan tangannya. Tapi pelukannya sangat erat. Tubuh Reno sekarang sudah jauh lebih besar ketimbang waktu kami masih SMA. Sekarang dia sudah lebih tinggi. Aku hanya sebatas bibirnya. Dadanya lebih bidang. Lengannya lebih kokoh. Dia sudah dewasa.

Ciumannya di leherku makin menjadi-jadi. Lidahnya ikut bermain, menari-nari di sepanjang leher samping kananku.
"Adeeeeekk, gak boleh gini". Suaraku lirih sekali. Aku sudah terbawa suasana.
Tangan kanan Reno sudah tidak malu-malu lagi meraba dadaku. Sesekali meremas dari luar.
"Deeekk, sakit dada kakak di gituin".
Reno melepaskan pelukannya, dan meraih kaitan BHku. Tesss. Kaitan BH ku sudah lepas. Tanganya kembali kedepan. BH ku di angkat ke atas. Dan tangannya sudah mulai meremas Payudaraku dari luar baju.
"Eegghhh". Tanpa sadar aku mendesah.
Bibir Reno bergerak kedepan. Dia berusaha mencium bibirku. Kami berciuman singkat. Aku memalingkan wajahku lagi.

" aku sayang kakak". Ucap Reno.
" sayang adik dan kakak tidak begini dek". Jawabku.
Tangan Reno sudah masuk kedalam bajuku. Memainkan puting kiri. Sesekali meremasnya.
Tangan kirinya sudah menjalar ke bawah. Perlahan menyusup kedalam celana. Celana dengan pinggang karet seperti yang aku gunakan memang tidak sulit untuk di susupi.

"Aaaahhh.. Dek,, jangan". Aku mendesah. Jari Reno sudah menyentuh kewanitaanku. Tepat di klotorisnya.
"Tapi kakak suka kan?". Suara berat Reno di telingaku, desahan nafasnya yang menghempas leher membuat napsuku naik menjadi-jadi. Perlahan pinggangku bergerak mengikuti jarinya yang bergerak-gerak memainkan Klitorisku.
"Kakak sudah basah. Nikmatin aja kak. Aku akan melakukan apa saja demi membuat kakak bahagia". Ucapan itu membuat aku melayang.
"Aagh... Agh.. Aaagh...". Aku mulai mendesah. Akal sehatku sudah hilang. Aku mendesah tanpa malu. Di pantatku terasa Reno mulai menggesekkan Penisnya. Penisnya terasa besar. Lebih besar dari kali terakhir ketika penis itu menempel di pantatku 4 tahun lalu.

Reno mencium bibirku lagi dari belakang. Dan aku terima. Dia kecup aku pun mengecup. Dia sedot akupun menyedot. Lidah kami saling bersilang di dalam rongga mulutku. Lidahku kadang di sedot kedalam mulutnya.

Jarinya makin lama makin cepat memainkan Vaginaku. Keatas kebawah, kekiri kekanan. Aku sudah tidak tahan lagi.
"Terus dek.. Terus.. Agh... Agh... Agh..." desahky tanpa malu.
Aaagggggghhhhhhhh
Aku tahan tanganya, aku dorong ke dalam. Aku tekan agar tangannya tidak lepas dari vaginaku. Akupun keluar. Aku klimaks dengan tangan adik kandungku.

Reno mendorongku melangkah kedepan. Masuk ke bilik dagang di depan ruko. Dia mendorong pungguku agar aku menunduk. Dengan cepat dia menarik celanaku turun sampai kepaha. Diremasnya pantatku beberapa kali. Kemudian terdengar kelentikan suara. Dia berusaha membuka ikat pinggang celananya.
Ada benda keras menggesek Vaginaku dar belakang.
Aku akan ML dengan adik kandungku malam ini. Kenapa harus dengan nya. Batinku berkecamuk. Nurani ku masih ada.

Suasana mendadak terang. Menyilaukan mata kami yang sudah mulai terbiasa dalam gelap.
Listrik kembali menyala.

BERSAMBUNG
Cerita lain
Screeshoot percakapan sex kakak cantik dan adiknya

9 comments:

  1. updatenya lama bgt gan yg baca sampe kentang

    ReplyDelete
    Replies
    1. heeh gan, kentang. Seminggu sekali updatenya. Padahal bagus, moga2 update tiap hari deh :p

      Delete
    2. Ini mah cerita punya org gan. Nunggu dia dulu. Baru update.
      Cewek yg punya cerita cakep badai. Sumpah.. Hahahahahah

      Delete
    3. Eh, ini beneran real story ya? dari alurnya kurang meyakinkan sih, tapi terserah deh genre favorit plus yang nulis cewek, woh ajib...

      Delete
  2. wah akhirnya masuk ke cerita utama, mantap.
    Klo bisa ditambai bumbu dramanya ya gan, biar makin seru ceritanya.
    Ditunngu kelanjutannya, jangan lama2 ya (^_^)v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaelah elu tong. Baca gratisan juga. Hahahaha

      Delete
    2. Sekedar ngasih saran kan boleh gan, biar makin seneng aja bacanya.
      Terserahlah mau update kapan aja, ane ngikut aja buat ngeramein. hehehe :D

      Delete
  3. Ini real story. Dia cerita ke gua secara lisan. Gua yg bikin tulisan dan setting doang. Biar seru lah. Klo intinya tetep real.

    ReplyDelete
  4. Udah ampir sebulan ngga ada kabar nih

    ReplyDelete