DUARRRRRRR
Suara petir besar sangat memekakkan telinga.
Spontan aku langsung memeluk tubuh Reno. aku paling takut dengan petir. Aku
benamkan kepala ku ke dada Reno, aku mampu mendengar detak jantungnya. Hangat
kurasakan ketika pipiku menempel ke dadanya. Aku makin mengeratkan pelukanku
ketika petir susulan berbunyi. Reno juga memelukku sekarang. Pelukannya hangat
dan erat. Aku benar-benar merasa terlindungi. Kehangatan tubuh reno serasa
mengalir ke seluruh tubuhku dan entah mengapa kewaitaanku terasa basah. Ada
yang mengalir dari dalam tanpa diperintah. Aku merasakan pipiku memerah. Dan
aku juga baru menyadari kalau ada sesuatu yang makin lama makin mengeras terasa
dan benda itu menempel sedikit diatas kewaniataanku. Makin lama makin terasa,
posisinya menekuk kebawah. Aku tertawa dalam hati, penis reno bangun di
pelukanku. Dan karena tinggi kami tidak begitu beda. Aku 160 dan reno paling
hanya beberapa centi di atasku. Posisiny penisnya bersentuhan dengan
kewanitaanku. Aku melihat kebawah, tapi tidak jelas karena posisiku yang masih
menempel erat ke reno. aku tidak berani bergerak, karena takut reno sadar kalau
aku merasakan penisnya yang maikn menegang dan dia menjadi malu. Aku juga
penasaran sampai mana jauhnya Penis reno bisa membesar. Terasa juga di punggungku
kalau tangan reno mulai mengelus-elus punggungku, tangan kirinya memeluk
pinggangku dan tangan kanannya mengelus-elus naik turun. Dari bawah leher
sampai pinggang. Kemudian naik lagi. Penisnya kurasakan bernenyut-denyut. Tapi
denyutannya aneh, tidak seperti denyut jantung. Denyutan nya berubah-ubah,
seperti denyutan yang di sengaja. Aku jadi berfikir kalau reno sengaja
menggerakkan atau lebih tepatnya mengontrol denyutan kemaluannya yang makin
lama makin keras.
Aku melepaskan pelukanku ke reno, reno juga
melepaskan pelukannya. Aku sempatkan melirik kebawah, terlihat sedikit tonjolan
di celana reno, meski tidak terlalu jelas. Celana reno yang basah membuat warna
celananya makin gelap di tambah suasanya yang juga tidak terang bahkan hampir
gelap di dalam pondok. Aku berbalik dan membelakangi reno. sekarang posisi kami
sedikit berenggang. Hujan masih turun dengan sangat deras. Aku usap-usap
lenganku untuk mengatasi tusukan udara dingin yang muali menyerang.
“ kakak dingin ya?” tanya reno. tanpa komando kedua
tangan reno mengusap-usap lenganku dari pangkal lengan hingga ke penggelangan
tangan. Kiri dan kanan. Aku jadi berhenti mengusap-usap lenganku dan membiarkan
reno yang mengambil alih. Kedua tanganku bersedekap diperut, tangan kiri di
atas tangan kanan. Reno masih terus mengusap-usap kedua lenganku, posisi ini
menarikku untuk kembali ke pelukan reno dengan posisi tetap membelakanginya.
Aku kembali merasakan penis reno menempel padaku, sekarang pada pantat ku.
Posisi ini membuat tubuhku dan tubuh reno berbagi kehangatan. Entah kenapa aku
merasakan sebuah perasaan yang sangat nyaman bukan takut karena sedang dipeluk
oleh remaja laki-laki yang sedang tidak mengenakan baju dan berada di tempat
sepi. Di tambah dengan penis nya yang tegang. Aku bertanya-tanya dalam hati,
apakah Reno akan memperkosaku di pondok ini. Apakah adik kandungku akan
melakukan sesuatu yang tabu terhadap tubuh kakak perempuannya.
Reno masih mengusap tanganku, satu tangannya menyibak
rambutku dan memindahkannya kedepan. Leher bagian kanan belakangku lebih bebas
dan terbuka. Aku bisa merasakan desir hangat hembusan nafas reno yang menerpa
leherku. Geli, geli sekali. Dan perasaaan geli ini mengalir keseluruh tubuh
dengan cepat. Ada sesuatu yang mengalir dari selangkanganku.
“ kalau hujannya gak berenti juga gimana nih dek?”
aku berusaha membuka obrolan dan mengalih kan pikiranku dan meredam rasa geli
di selangkangan.
“ Ya kita nginep di sini? Kan tu ada tempat
tidurnya.” Reno masih bisa bercanda dengan jawabannya.
“ yeee, nggak mau lah. Tar kakak di gigit nyamuk
tidur disini.” Aku menolehkan wajah
kesamping kanan, berusaha melihat matanya. Waja kami sangat dekat. Hanya berkisar
dua centimeter. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku.
“ kakak tenang aja, tar aku yang jaga. Jangankan nyamuk,
macan sekalipun gak bakal berani gangguin kakak ku yang cantik ini?”
“ Ih gombal kamu”
Aku tidak bisa melanjutkan ucapanku, entah kenapa
aku merasa tersanjung di gombali oleh adik sendiri, mungkin jika suasana
terang, rona merah dipipi ku bakal terlihat dengan jelas. Aku memegang tangan
reno yang sedang melingkar diperutku. Tangan kanan reno perlahan tidak hanya
memeluk diam, tapi mulai mengusap-usap perutku. Dari kiri kekanan. Sesekali terasa
dia memainkan jarinya di lubang pusarku. Aku jadi merinding dan merasa hilang
kuasa untuk mencegahnya.
“ ini namanya udel...” Kata reno pelan. Intonasinya
lucu. Seperti sedang mengajarkan hal itu kepada anak kecil.
Aku melihat kesamping, dan hanya tersenyum. Dan entah
kenapa aku sendiri merasakan kalau senyumku terkesan genit.
Tangan Kanan reno makin naik keatas dan sudah
berada tepat dibawah payudaraku. Aku bisa merasakan kalau jempolnya berusaha
menggesek bagian bawah payudaraku yang tidak tertutup utuh oleh BH yang ku
kenakan. Tangan kirinya mengusap makin kebawah dan hampir menyentuh area pubis.
Aku tidak mencegahnya dan memulai obrolan lagi. Yang aku sendiri tidak begitu
jelas dengan apa yang aku obrolkan. Aku hanya berusaha menunjukkan seolah-olah
aku tidak merasakan apa yang sedang reno lakukan. Reno juga sesekali menimpali
ucapan-ucapanku. Aku bercerita tentang sekolah, dia hanya menjawab he’eh atau
oooo. Aku merasakan bahwa perlahan reno menggesekkan penisnya ke pantatku. Gerakannya
perlahan. Bahkan hampir tidak kentara. Gerakan nya naik turun dan tepat di
antara dua bongkahan pantatku. Aku jadi gelisah. Tapi tangan kiri reno masih
menekan kuat tubuhku untuk terus menepel di badannya. Jempol tangan kanannya
terasa berusaha menelusup kedalam BH ku. Makin lama makin tinggi dan hampir
menyentuh putingku. Paling hanya satu senti dari putingku.
Ughhhh........
bikin on terus nih, segera dilanjut min biar gak kentang
ReplyDeleteudah ada tuh lanjutnanya... :)
Delete