”Eh..sudah bangun
yang.”
”Iya…kok mama nggak bangunin Irwan sih.”
”Habis mama lihat kamu tidur nyenyak sekali jadi mama biarkan saja.”
”Ma…lapar nih.”
”Mama belum masak, mama masih senam dan habis sini mau yoga dulu, tapi di meja makan sudah mama siapkan susu dan roti.”
”Huh mama rajin amat senamnya.”
”Kan biar mama tetap seksi, bukannya kamu suka kalau mama makin seksi, sudah kamu makan dulu sana.”
Mau tak mau akupun tersenyum, iyalah aku jelas mau dong kalau mama makin seksi. Akupun segera menuju meja makan, duduk dan menyantap susu dan roti. Suara musik penggiring senam mama terdengar dari TV. Setelah selesai makan, aku taruh gelas dan piring ke bak cuci piring, dan kembali ke tempat mama. Akupun duduk sambil memperhatikan mama yang sedang senam dan yoga. Melihat mama yang hanya mengenakan BH dan CD saja, tongkolkupun mulai mengeras, terlintas suatu ide nakal di otak ngeresku…
”Iya…kok mama nggak bangunin Irwan sih.”
”Habis mama lihat kamu tidur nyenyak sekali jadi mama biarkan saja.”
”Ma…lapar nih.”
”Mama belum masak, mama masih senam dan habis sini mau yoga dulu, tapi di meja makan sudah mama siapkan susu dan roti.”
”Huh mama rajin amat senamnya.”
”Kan biar mama tetap seksi, bukannya kamu suka kalau mama makin seksi, sudah kamu makan dulu sana.”
Mau tak mau akupun tersenyum, iyalah aku jelas mau dong kalau mama makin seksi. Akupun segera menuju meja makan, duduk dan menyantap susu dan roti. Suara musik penggiring senam mama terdengar dari TV. Setelah selesai makan, aku taruh gelas dan piring ke bak cuci piring, dan kembali ke tempat mama. Akupun duduk sambil memperhatikan mama yang sedang senam dan yoga. Melihat mama yang hanya mengenakan BH dan CD saja, tongkolkupun mulai mengeras, terlintas suatu ide nakal di otak ngeresku…
”Ma…masih lama nggak
?”
”Kenapa yang, masih belum kelarlah mama, memangnya kamu masih lapar..?”
”Nggak sih ma, Irwan senang sih ngelihat mama lagi latihan senam, biar makin seksi…tapi..”
”Tapi apa Wan,” mama tersenyum…
”Tapi Irwan mau mama buka saja BH dan Cdnya.” kataku nakal…Mama melihatku sejenak, lalu tertawa
”Nanti kalau mama senamnya sambil telanjang, bisa nggak selesai dong, yang ada kamu bakalan senamin mama.”
”Yah enggaklah…maksudnya enggak salah lagi gitu, kan itu juga salah mama karena punya bodi terlalu seksi dan panas, sehingga adik Irwan nggak bisa tenang.”
Mama dan aku sama – sama tertawa, lalu mama pun mulai melepas BHnya, teteknya yang besar itu pun seakan meloncat keluar, menggantung dengan indahnya, lalu ia turunkan CDnya, menampakkan rambut kemaluan yang lebat. Glek…walaupun sudah sering melihat dan merasakannya, tapi aku tetap terpesona setiap kali melihat tubuh telanjang mamaku.
”Kenapa yang, masih belum kelarlah mama, memangnya kamu masih lapar..?”
”Nggak sih ma, Irwan senang sih ngelihat mama lagi latihan senam, biar makin seksi…tapi..”
”Tapi apa Wan,” mama tersenyum…
”Tapi Irwan mau mama buka saja BH dan Cdnya.” kataku nakal…Mama melihatku sejenak, lalu tertawa
”Nanti kalau mama senamnya sambil telanjang, bisa nggak selesai dong, yang ada kamu bakalan senamin mama.”
”Yah enggaklah…maksudnya enggak salah lagi gitu, kan itu juga salah mama karena punya bodi terlalu seksi dan panas, sehingga adik Irwan nggak bisa tenang.”
Mama dan aku sama – sama tertawa, lalu mama pun mulai melepas BHnya, teteknya yang besar itu pun seakan meloncat keluar, menggantung dengan indahnya, lalu ia turunkan CDnya, menampakkan rambut kemaluan yang lebat. Glek…walaupun sudah sering melihat dan merasakannya, tapi aku tetap terpesona setiap kali melihat tubuh telanjang mamaku.
”Gimana…senang ?”tanya
mamaku. Akupun hanya mengangguk, menggeser kursi agar tepat di hadapan mama,
lalu duduk dengan tenang memperhatikan mama, dan mamapun kembali melanjutkan
kegiatannya. Tetek mama nampak bergoyang dengan indah saat mama melanjutkan
senamnya, bergoyang ke kiri dan kanan, naik turun…wow seksinya, belum lagi bulu
keteknya terlihat menggoda. tongkolkupun mulai kurasakan mengeras di balik
celanaku. Tidak berapa lama mama mulai mengikuti gerakan senam di DVD, kini ia
pun rebahan di atas karpet, nampaknya kini sampai pada sesi yang dilakukan
sambil rebah di lantai. Dari suara yang terdengar di TV, nampaknya untuk
menguatkan pinggang dan pinggul. Kulihat rimbunan rambut kemaluannya yang
mengundang, lalu mama mengangkat sebelah kakinya, lalu keduanya, terlihat
memiawnya yang tebal, ketika mama melebarkan kakinya terlihat lubang memiaw dan
itil mama, menggairahkan dan menantang sekali. Demikian pula waktu mama
mengikuti gerakan dengan posisi menungging, pantatnya menghadapku, terlihat
pantatnya yang montok dengan rambut halus disekitar lubang pantatnya, belum
lagi melihat belahan memiawnya saat posisi menungging menambah mabuk kepayang
pada diriku. tongkolkupun benar – benar mengeras dan berdenyut, terasa sesak di
celana, akupun segera membuka celanaku, biar lebih terasa leluasa. Mama tetap
melanjutkan kegiatannya. Akupun mulai mengocok tongkolku perlahan – lahan,
posisi memiaw mama benar – benar menghadap ke arahku, gerakan senamnya yang
melebarkan kaki, membuat memiaw mama semakin menggoda. Aku masih memperhatikan
dan mencoba menahan birahiku. Biar bagaimanapun aku senang melihatnya, seperti
melihat suatu pertunjukkan saja. Pelan – pelan aku pun mulai turun dari kursi,
duduk di ubin, menikmati pemandangan indah di depanku dari jarak
dekat….Ah….sudah nggak tahan lagi, segera saja aku dekatkan mulutku ke arah
memiaw mama. Tanpa basa basi segera kuciumi..
”Ah..Irwan, mama belum
kelar nih senamnya.” protes mamaku
”Nanti saja ma dilanjuti, Irwan benar – benar terangsang. memiaw mama benar – benar menggoda.”
Akupun mulai menjilati dan menciumi rambut kemaluan dan memiaw mamaku dengan buasnya, kujilati semua permukaan memiaw mamaku dengan liarnya. Mamapun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kali ini aku bertekad untuk meng-Oral memiaw mamaku dengan sebaik mungkin, benar – benar terangsang aku melihat mama mengangkangkan memiawnya mengikuti gerakan senam tadi. Segera saja kuarahkan lidahku ke itil mama, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada itil mama, mamaku mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan mama semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang memiawnya, lal kenbali ke itilnya. Jarikupun tak ketinggalan beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang memiawnya, mama makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jatiku pada lubang memiawnaya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan mama memainkan teteknya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap memiaw mamaku dengan lidah dan jariku, memiaw mama semakin basah, desahannya semakin liar, akhirnya mamapun menggelepar, terasa memiawnya menyiramkan cairan hangat. Aku berhenti sebentar, membiarkan mama menikmati orgasmenya dan beristirahat sebentar.
”Nanti saja ma dilanjuti, Irwan benar – benar terangsang. memiaw mama benar – benar menggoda.”
Akupun mulai menjilati dan menciumi rambut kemaluan dan memiaw mamaku dengan buasnya, kujilati semua permukaan memiaw mamaku dengan liarnya. Mamapun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kali ini aku bertekad untuk meng-Oral memiaw mamaku dengan sebaik mungkin, benar – benar terangsang aku melihat mama mengangkangkan memiawnya mengikuti gerakan senam tadi. Segera saja kuarahkan lidahku ke itil mama, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada itil mama, mamaku mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan mama semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang memiawnya, lal kenbali ke itilnya. Jarikupun tak ketinggalan beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang memiawnya, mama makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jatiku pada lubang memiawnaya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan mama memainkan teteknya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap memiaw mamaku dengan lidah dan jariku, memiaw mama semakin basah, desahannya semakin liar, akhirnya mamapun menggelepar, terasa memiawnya menyiramkan cairan hangat. Aku berhenti sebentar, membiarkan mama menikmati orgasmenya dan beristirahat sebentar.
Lalu aku bangkit dan
segera duduk di sofa. tongkolku mengacung keras, melihat mama yang terbaring di
karpet, dengan posisi kaki mengangkang memperlihatkan memiawnya yang merah
sehabis aku mainin. Tak lama mamapun bangun dan menghampiriku. Tangannya yang
halus segera memegang kontilku, mengelus dan mengocoknya, tak lama lidahya
mulai menari – nari di atas kepala tongkolku, tangannyapun semakin cepat
mengocok batang tongkolku. Nikmat sekali rasanya. Sepertinya mama berusaha
membalas kenikmatan yang kuberikan tadi. Mulut mamapun kini mulai mengulum
tongkolku, mula – mula hanya setengahnya saja, lalu bleb…seluruh tongkolkupun
dikulumnya, Awww….mama enak sekali rasanya. Mataku merem melek merasakan
kenikmatan Oral dari mama. Lama juga mama bermain dengan tongkolku, setelah aku
merasa puas, aku segera menahan gerakan kepala mama dengan lembut. Aku berdiri,
mama kini berhadapan di depanku, aku dorong mama dengan perlahan, kupepetkan
badannya ke tembok. Aku ciumi bibirnya, teteknya, sementara jariku menusuk
lubang memiawnya. Mamapun membalas ciumanku dengan gairah yang panas pula.
Tanpa menunda – nunda
lagi, tanganku segera mengangkat dan memegang sebelah kaki mama, kini mama
berdiri dengan sebelah kaki dan badan menempel tembok.Segera kuarahkan
tongkolku ke lubang memiawnya yang nikmat. Kupompa dengan cepat dan sedalam
mungkin, mamapun semakin bergairah. Terus kuciumi bibirnya, kulumat dengan
birahi yang panas. Lidah kami berpagutan dengan liarnya. Makin kutekan mama ke
tembok, kini kedua tangan mama mulai memeluk leherku, aku juga memeluk dan
menahan pundak mama dengan kedua tanganku. Dalam satu gerakan mama mengangkat
kakinya yang satulagi, dan kedua kakinya kini mengapit erat di pantatku. Kini
mama benar – benar brgantung sambil memelukku, Guna menyeimbangkan aku makin
merapatkan mama ke tembok. Gerakan tongkolku dalam memiaw mamapun semakin
cepat, karena posisi mama saat ini benar – benar membuat tongkolku terasa
nikmat, rasanya seperti dijepit dan diremas dengan kuat. Ciuman kami makin
panas, tetek mama yang besar terasa enak sekali menempel dengn kuat di dadaku.
”Aahhh…Wan…gila
kamu…mama benar – benar enaaaakkkk nih.”
”Teee…russss Wan..”
”Aaawww…sodokan kamu gaanaaassss benar…Ooohhhhhh.”
”Wan…Ooohhh…Ahhhhhh”
Kurasakan tangan mama makin kencang memeluk tubuhku, tak berapa lama mama mengerjang, dari lubang memiawnya kurasakan semburan cairan hangat. Mama orgasme lagi, tampak lemas dan bahagia. Tapi aku tetap meneruskan sodokanku, mama setengah menjerit dan mendesah menahan kenikmatan yang kuberikan pada memiawnya, matanya merem melek dengan ekspresi wajah yang makin membuat aku terangsang. Akupun berhenti sebentar, sambil tetap dalam posisi tongkolku di dalam memiaw mama dan mama menggantung memelukku, aku segera menuju kamar mama, segera saja mama kurebahkan, kini aku di atas mama, mama mengangkat dan melebarkan kedua kakinya, semakin memberikan jalan kenikmatan pada tongkolku. Aku segera memompa memiaw mama. Tanganku kembali memainkan dan meremas – remas teteknya. Semakin cepat sodokanku, semakin kencang pula tetek mama bergoyang, makin membuat aku bernafsu. Kuarahkan mulutku ke tetek mama, kuciumi dan kucupang kedua tetek mama, terlihat merah bekas kedua cupanganku di teteknya. Lalu lidahku menjilati leher mama. Mama menggeliat kegelian, tongkolkupun makin cepat bergerak di dalam lubang memiaw mama yang nikmat. Mama benar – benar meikmati setiap pompaan tongkolku. Tak berapa lama mama, mendesah dengan kuat, tubuhnya kembali bergetar. Pinggulnya agak terangkat saat memiawnya kembali memuncratkan orgasmenya. Setengah terpejam karena kenikmatan terlihat di wajah mamaku. Namun ekspresi wajah mama justru semakin merangsang birahiku. Aku tetap memompa tongkolku, pinggul mama bergoyang makin liar mengimbangi sodokanku. Aku merasakan sedikit lagi akan mengalami klimaks, maka aku segera memeluk amaku, seiring sodokan terakhir kurasakan spermaku muncrat dengan kuat menyiram liang memiaw mama. Aku terkulai lemas, menindih mamaku, keringat kami menyatu. Kuciumin mamaku, lalu aku segera berbaring di sampingnya. Lemas dan bahagia.
”Teee…russss Wan..”
”Aaawww…sodokan kamu gaanaaassss benar…Ooohhhhhh.”
”Wan…Ooohhh…Ahhhhhh”
Kurasakan tangan mama makin kencang memeluk tubuhku, tak berapa lama mama mengerjang, dari lubang memiawnya kurasakan semburan cairan hangat. Mama orgasme lagi, tampak lemas dan bahagia. Tapi aku tetap meneruskan sodokanku, mama setengah menjerit dan mendesah menahan kenikmatan yang kuberikan pada memiawnya, matanya merem melek dengan ekspresi wajah yang makin membuat aku terangsang. Akupun berhenti sebentar, sambil tetap dalam posisi tongkolku di dalam memiaw mama dan mama menggantung memelukku, aku segera menuju kamar mama, segera saja mama kurebahkan, kini aku di atas mama, mama mengangkat dan melebarkan kedua kakinya, semakin memberikan jalan kenikmatan pada tongkolku. Aku segera memompa memiaw mama. Tanganku kembali memainkan dan meremas – remas teteknya. Semakin cepat sodokanku, semakin kencang pula tetek mama bergoyang, makin membuat aku bernafsu. Kuarahkan mulutku ke tetek mama, kuciumi dan kucupang kedua tetek mama, terlihat merah bekas kedua cupanganku di teteknya. Lalu lidahku menjilati leher mama. Mama menggeliat kegelian, tongkolkupun makin cepat bergerak di dalam lubang memiaw mama yang nikmat. Mama benar – benar meikmati setiap pompaan tongkolku. Tak berapa lama mama, mendesah dengan kuat, tubuhnya kembali bergetar. Pinggulnya agak terangkat saat memiawnya kembali memuncratkan orgasmenya. Setengah terpejam karena kenikmatan terlihat di wajah mamaku. Namun ekspresi wajah mama justru semakin merangsang birahiku. Aku tetap memompa tongkolku, pinggul mama bergoyang makin liar mengimbangi sodokanku. Aku merasakan sedikit lagi akan mengalami klimaks, maka aku segera memeluk amaku, seiring sodokan terakhir kurasakan spermaku muncrat dengan kuat menyiram liang memiaw mama. Aku terkulai lemas, menindih mamaku, keringat kami menyatu. Kuciumin mamaku, lalu aku segera berbaring di sampingnya. Lemas dan bahagia.
”Wan..mama benar –
benar kewalahan, tapi mama senang.”
”Mama tidak butuh yang lain, karena ada kamu yang bisa membahagiakan mama.”
”Irwan juga mencintai mama, rasanya nggak ada wanita yang bisa menandingi mama.”
”Wan…Wan.., mama senang mendengarnya, mama juga puas sama kamu, tapi mama mau kamu tahu, mama juga nggak mau mengekang kamu, selama kamu senang dan bisa membuat kamu puas, mama bahagia memberikan tubuh mama. Tapi mama tidak mau kamu terpaku sama mama, kamu harus nantinya mencari pendamping hidup kamu. Jalan kamu masih panjang sayang, sekarang mungkin kita sedang menikmati kebahagiaan ini. Tapi nantinya mama pasti akan rela melepas kamu bila kamu sudah menemukan pendampingmu.”
”Mama tidak butuh yang lain, karena ada kamu yang bisa membahagiakan mama.”
”Irwan juga mencintai mama, rasanya nggak ada wanita yang bisa menandingi mama.”
”Wan…Wan.., mama senang mendengarnya, mama juga puas sama kamu, tapi mama mau kamu tahu, mama juga nggak mau mengekang kamu, selama kamu senang dan bisa membuat kamu puas, mama bahagia memberikan tubuh mama. Tapi mama tidak mau kamu terpaku sama mama, kamu harus nantinya mencari pendamping hidup kamu. Jalan kamu masih panjang sayang, sekarang mungkin kita sedang menikmati kebahagiaan ini. Tapi nantinya mama pasti akan rela melepas kamu bila kamu sudah menemukan pendampingmu.”
Aku hanya terdiam,
memandangi mama. Mama benar – benar menyayangi aku, aku juga menyayanginya.
Lalu akupun mencium keningnya, dan memeluknya.
”Terimakasih ma, mama
sungguh baik sama Irwan, mama sudah memberikan segalanya pada Irwan, mengajari
segalanya, memberikan tubuh mama yang indah, saat ini hanya mama yang Irwan
inginkan dan sayangi, namun bila saatnya tiba Irwan pasti akan bilang ke mama,
dan tetap sayang sama mama. Irwan selamanya akan sayang dan cinta mama, Irwan
tak akan lupa semuanya, kasih sayang, cinta dan pengalaman indah yang mama
berikan.”
Mama lalu menciumku,
dan memelukku. Lama kami berpelukkan, lalu aku mengajak mama untuk mandi,
membersihkan peluh yang ada juga menyegarkan diri. Aku lalu bangun dan
membopong tubuh mama ke kamar mandi, kunyalakan shower, kusiram tubuh mama
dengan air yang segar. Kuambil sabun, kusabuni tubuh mama, kuusap sabun pada
tetek mama yang besar, semakin seksi saja terlihat, lama aku menyabuni dan
bermain dengan tetek mama yang indah. Lalu aku sabuni selangkangan mama,
kusabuni rambut kemaluan mama yang lebat, lalu memiaw mama. Kuusap dengan
lembut sabun pada seluruh permukaan dan lubang memiaw mama. Lalu mama gantian
menyabuni aku, mengusap dan membersihkan badanku, lalu menyabuni dan mengocok
tongkolku dengan sabun. Setelah membilas bersih, mama lalu kembali memberikan
hisapan yang nikmat pada tongkolku. Aku lalu kembali menyetubuhi mama di kamar
mandi.
Begitulah kini
kehidupan yang kujalani dengan mama, hari – hari yang kami lewati kami lalui
dengan seks yang panas dan membara setiap ada kesempatan. Kami tidak pernah
merasa bosan dan terpuaskan. Setiap kali melakukan kami merasakan kenikmatan
dan kebahagiaan serta pengalaman baru. Mama benar – benar telah memberikan
pengalaman pertama yang berharga dan akan selalu menempati tempat yang special
dalam hatiku. Sementara mama sendiri telah mendapatkan kembali gairah seksnya
yang hilang lewat diriku tanpa perlu takut akan kecewa dikhianati atau
disakiti. Kami tidak merasa telah melanggar garis, tidak pula merasa benar atau
salah, semua itu cukup menjadi mlik kami saja, karena kami sama – sama
menyayangi, mencintai dan membutuhkan, kami melakukan bersama, tanpa ada orang
lain yang dirugikan, jadi semuanya adalah kebahagiaan, kenikmatan dan tanggung
jawab kami.
No comments:
Post a Comment