sebelum membaca cerita di bawah. kami mengharapkan bantuan agan-agan
sekalian untuk emmbantu meng-klik iklan yang ada di blog ini. hal ini
dapat membantu keberlangsungan hidup blog dan donasi para penulis.
agan-agan sekalian yang memiliki cerita sesuai konten dapat kita
publikasikan di blog ini. kirimkan cerita saudara ke email
azadie007@gmail.com syarat konten harus original. salam dari kami.
selamat membaca
Sebut saja namaku irwan umur 22 tahun. Aku lahir di keluarga berkecupan ekonomi. Aku dibesarkan oleh mamaku sendiri tanpa papa. Mamaku orangnya bahenol dengan toket payudara yang padat, dan yang lebih penting memeknya mama masih sempit dan peret banget walaupun sudah punya 2 anak. Ya beginilah awal mula cerita panas sex tersebut, Mama yang telah pertama kali mengajariku gimana rasanya indahnya sex dan ngentot itu.
Sebut saja namaku irwan umur 22 tahun. Aku lahir di keluarga berkecupan ekonomi. Aku dibesarkan oleh mamaku sendiri tanpa papa. Mamaku orangnya bahenol dengan toket payudara yang padat, dan yang lebih penting memeknya mama masih sempit dan peret banget walaupun sudah punya 2 anak. Ya beginilah awal mula cerita panas sex tersebut, Mama yang telah pertama kali mengajariku gimana rasanya indahnya sex dan ngentot itu.
Mamaku, Susan, kini 41
tahun, keturunan Jawa dan ada masih darah Belanda dari pihak ayahnya ( Warisan
kompeni dulu ), menikah di usia muda, dengan papa yang berbeda usia 12 tahunan,
karena dijodohkan, dalam hal ini karena adanya hubungan bisnis antara orangtua
mama dan papa, kini janda, bercerai dengan papaku, saat aku berusia 12 tahun.
Kakakku Erni, 2 tahun lebih tua dariku, paling disayang sama oma dan opaku,
waktu kakak naik ke kelas 2 SMA diminta oleh oma dan opa untuk melanjutkan di
kota Bandung yang menjadi kediaman mereka. Kuliahnya pun juga di kota tersebut.
Kalau lagi rajin seminggu sekali dia pulang, tapi kalau tidak amaka aku dan
mama yang ke sana. Adapun mama bercerai dengan papaku, Bambang, seorang
pengusaha yang sukses dan memiliki banyak Perusahaan dan bidang bisnis, karena
papaku menikahi simpanannya. Mama tidak sudi dimadu Menurutku papaku itu amat
sangat bodoh, meninggalkan wanita secantik dan seseksi mamaku. Aku amat
membenci papaku, tidak pernah terlintas untuk memaafkannya. Sewaktu bercerai,
papa memberikan rumah mewah dua lantai kepada kami, juga memberikan uang cerai
yang amat besar pada mama. Untuk urusan biaya pendidikan, papa akan menanggung
semua biaya yang diperlukan. Mama kemudian menggunakan uang tersebut ditambah
uang yang mama miliki untuk mendirikan Perusahaan sendiri. Bergerak di bidang
jasa, pelayaran, trading dan eksport – import.
Kami kini hidup
bertiga saja, untuk urusan rumah tangga, mama memutuskan untuk tidak memakai
tenaga pembantu, katanya buat apa, toh tidak terlalu banyak kegiatan yang
dilakukan kami bertiga, rumah juga tidak terlalu kotor, untuk urusan mencuci
dan setrika, untuk cuci dan setrika mama menggaji mbak yang tinggal di dekat
komplek kami, sudah kerja tahunan dengan kami, mama mempercayakan kunci rumah
juga padanya, tidak harus datang setiap hari. Untuk makan, bisa membeli di luar
atau mama yang akan memasak. Setelah bercerai, mama mencurahkan semua hidupnya
untuk kami anak – anaknya, juga untuk mengurus Perusahaan yang dikelolanya.
Ternyata otak bisnis mamaku juga oke, dalam waktu singkat Perusahaannya
berkembang pesat dan memiliki beberapa anak Perusahaan di dalam dan luar kota.
Papaku yang brengsek itu juga suka datang menjenguk anak – anaknya, tapi bagiku
tidak ada yang special dan berkesan, ya Cuma formalitas saja.
Kami bertiga hidup
saling menyayangi, aku mencintai dan menyayangi mama dan kakakku, maklum ini
mungkin karena aku merasa sebagai satu – satunya lelaki di rumah. Kehidupan
sehari – hari berjalan biasa saja. Saat di rumah, mama tidak terlalu memperhatikan
busana, kalau sudah pulang kerja atau saat santai, biasanya pakai daster atau
baju tidur yang seksi dan mini. Mama tidak merasa canggung, biasa saja baginya.
Kalau sedang ganti baju juga mama sering tidak menutup pintu kamarnya. Mungkin
karena dia pikir toh di rumah hanya ada kami saja, dan akukan juga anaknya. Aku
sih senang – senang saja dan tidak merasa aneh, maklum saat itu aku masih lugu.
Kadang – kadang juga aku sering tidur di kamar mamaku, tentu saja saat itu
tidak ada pikiran yang macam – macam. Mamaku sendiri sangat rajin merawat
dirinya, kalau kita lihat, usianya seakan – akan masih seperti wanita yang
berusia 25 tahunan saja, nggak kelihatan kalau anaknya sudah gadis dan perjaka.
Mama rajin melakukan yoga dan senam, juga berenang. Kebetulan di halaman
belakang rumah kami dibangun kolam yang tidak terlalu besar, dikelilingi tembok
yang lumayan tinggi serta jauh dari tetangga. Mamaku sendiri memiliki wajah
yang cantik, rada – rada berwajah indo, rambut panjang, tingginya sekitar 170 cm,
bentuk tubuh yang menawan, perut yang masih rata, terutama dadanya yang sangat
besar, yang kemudian aku tahu ternyata berukuran 38. Teman – teman yang main ke
rumah mengatakan mamaku sangat seksi dan mempesona. Kakakku Erni, juga sama,
mewarisi kecantikan mama, sama – sama berdada besar, walaupun tidak sebesar
mama, tapi masih akan berkembang. Sepertinya wanita di keluarga mama memang
memiliki dada yang besar dan aduhai, adik dan kakak mama juga sama.
Singkat cerita, 3
tahun sudah berlalu sejak perceraian sialan tersebut, waktu itu usiaku 15 tahun
hampir 16, baru kelas 1 SMA, saat di mana memasuki masa tegangan tinggi dalam
masa puberku. Libido remaja yang gampang naik dan mulai mau tahu lebih jauh
mengenai wanita. Aku mulai sering mengakses situs – situs porno di kamarku,
membaca majalah dan buku – buku porno, menonton film – film porno yang amat
mudah dibeli. Apalagi kini kak Erni jarang di rumah, karena bersekolah di kota
B, yah makin seringlah aku sendirian di rumah. Sering saat sedang berkumpul
dengan teman – temanku, aku mendengar pengalaman mereka saat melepas
keperjakaan, terus terang aku juga penasaran dan ingin sekali melakukan hal
yang mereka ceritakan. Secara keuangan aku bisa dan mampu membayar wanita
penghibur, bahkan teman – temanku juga menjanjikan akan membayarkan kalau aku
mau, tapi aku tidak mau, karena aku takut dan juga ngeri resikonya melakukan
dengan wanita penghibur.
Jujur saja, kalau
sedang membuka situs porno atau menonton BF, aku paling senang melihat wanita
yang sudah dewasa, memiliki dada besar , dan memiliki bulu kemaluan yang lebat,
apalagi kalau memiliki bulu ketek, ugh….bisa gila aku membayangkannya.
Aku juga mulai menyadari bahwa aku terpesona dan amat menginginkan mamaku, sudah melewati batas sayang anak ke mamanya, sudah bercampur dengan perasaan erotis yang menyenangkan. Bukannya kakakku tidak cantik dan mempesona, tapi bagiku mama adalah sosok wanita yang sempurna, sudah matang. Wanita dewasa yang kecantikan dan lekuk tubuhnya memancarkan sensasi sensual tersendiri.
Aku juga mulai menyadari bahwa aku terpesona dan amat menginginkan mamaku, sudah melewati batas sayang anak ke mamanya, sudah bercampur dengan perasaan erotis yang menyenangkan. Bukannya kakakku tidak cantik dan mempesona, tapi bagiku mama adalah sosok wanita yang sempurna, sudah matang. Wanita dewasa yang kecantikan dan lekuk tubuhnya memancarkan sensasi sensual tersendiri.
Perlahan tapi pasti,
gairah dan hasrat di diriku semakin berkobar, aku yang dulu memandang mamaku
sebagaimana mestinya, kini mulai melihat mamaku dari sudut pandang seorang
pria. Kini aku sering mencuri – curi kesempatan saat mama sedang ganti baju,
pura – pura duduk membaca dekat mama kalau mamaku sedang yoga, senam atau
berenang. Kini aku mulai sering mengkhayalkan tubuh mama saat aku sedang
bermartubasi. Selain itu aku mempunyai kegiatan baru yaitu mengintip mamaku
yang sedang mandi, sebenarnya tidak bisa dibilang mengintip sih, kamar mandi
mamaku itu terletak di dalam kamarnya, cukup besar ukurannya, karena di
dalamnya ada bath tub, standing shower, dan wastafel serta kaca rias yang
terpisah, dan saat mama mandi pintunya jarang dikunci, Cuma sedikit ditutup saja,
sehingga aku cukup melihat dari celah pintu yang terbuka. Tidak puas, suatu
hari timbul ideku untuk merekamnya, maka aku siapkan kamera dan dengan hati –
hati merekamnya. Wah, hasil rekamannya sungguh amat indah, dan memperlancar
masturbasiku. Tapi itu belum cukup, aku masih menyimpan hasrat untuk merasakan
dan menyentuh secara langsung, dan dalam hal ini aku amat terobsesi dengan
mamaku. Aku harus mencari cara dan kesempatan untuk memiliki mamaku seutuhnya.
Kesempatanku amat besar, karena di rumah ini hanya ada aku dan mamaku, tinggal
bagaimana aku mencari caranya.
No comments:
Post a Comment