ini blog yang berisikan kisah-kisah seks sedarah. bagi agan-agan yang tidak berminat dengan konten ini silahkan di minati. wkwkwkw

Monday, November 23, 2015

merasakan lubang kenikmatan mama

sebelum membaca cerita di bawah. kami mengharapkan bantuan agan-agan sekalian untuk emmbantu meng-klik iklan yang ada di  blog ini. hal ini dapat membantu keberlangsungan hidup blog dan donasi para penulis. agan-agan sekalian yang memiliki cerita sesuai konten dapat kita publikasikan di blog ini. kirimkan cerita saudara ke email azadie007@gmail.com syarat konten harus original. salam dari kami. selamat membaca
Sebut saja namaku irwan umur 22 tahun. Aku lahir di keluarga berkecupan ekonomi. Aku dibesarkan oleh mamaku sendiri tanpa papa. Mamaku orangnya bahenol dengan toket payudara yang padat, dan yang lebih penting memeknya mama masih sempit dan peret banget walaupun sudah punya 2 anak. Ya beginilah awal mula cerita panas sex tersebut, Mama yang telah pertama kali mengajariku gimana rasanya indahnya sex dan ngentot itu.
Mamaku, Susan, kini 41 tahun, keturunan Jawa dan ada masih darah Belanda dari pihak ayahnya ( Warisan kompeni dulu ), menikah di usia muda, dengan papa yang berbeda usia 12 tahunan, karena dijodohkan, dalam hal ini karena adanya hubungan bisnis antara orangtua mama dan papa, kini janda, bercerai dengan papaku, saat aku berusia 12 tahun. Kakakku Erni, 2 tahun lebih tua dariku, paling disayang sama oma dan opaku, waktu kakak naik ke kelas 2 SMA diminta oleh oma dan opa untuk melanjutkan di kota Bandung yang menjadi kediaman mereka. Kuliahnya pun juga di kota tersebut. Kalau lagi rajin seminggu sekali dia pulang, tapi kalau tidak amaka aku dan mama yang ke sana. Adapun mama bercerai dengan papaku, Bambang, seorang pengusaha yang sukses dan memiliki banyak Perusahaan dan bidang bisnis, karena papaku menikahi simpanannya. Mama tidak sudi dimadu Menurutku papaku itu amat sangat bodoh, meninggalkan wanita secantik dan seseksi mamaku. Aku amat membenci papaku, tidak pernah terlintas untuk memaafkannya. Sewaktu bercerai, papa memberikan rumah mewah dua lantai kepada kami, juga memberikan uang cerai yang amat besar pada mama. Untuk urusan biaya pendidikan, papa akan menanggung semua biaya yang diperlukan. Mama kemudian menggunakan uang tersebut ditambah uang yang mama miliki untuk mendirikan Perusahaan sendiri. Bergerak di bidang jasa, pelayaran, trading dan eksport – import.
Kami kini hidup bertiga saja, untuk urusan rumah tangga, mama memutuskan untuk tidak memakai tenaga pembantu, katanya buat apa, toh tidak terlalu banyak kegiatan yang dilakukan kami bertiga, rumah juga tidak terlalu kotor, untuk urusan mencuci dan setrika, untuk cuci dan setrika mama menggaji mbak yang tinggal di dekat komplek kami, sudah kerja tahunan dengan kami, mama mempercayakan kunci rumah juga padanya, tidak harus datang setiap hari. Untuk makan, bisa membeli di luar atau mama yang akan memasak. Setelah bercerai, mama mencurahkan semua hidupnya untuk kami anak – anaknya, juga untuk mengurus Perusahaan yang dikelolanya. Ternyata otak bisnis mamaku juga oke, dalam waktu singkat Perusahaannya berkembang pesat dan memiliki beberapa anak Perusahaan di dalam dan luar kota. Papaku yang brengsek itu juga suka datang menjenguk anak – anaknya, tapi bagiku tidak ada yang special dan berkesan, ya Cuma formalitas saja.

Kami bertiga hidup saling menyayangi, aku mencintai dan menyayangi mama dan kakakku, maklum ini mungkin karena aku merasa sebagai satu – satunya lelaki di rumah. Kehidupan sehari – hari berjalan biasa saja. Saat di rumah, mama tidak terlalu memperhatikan busana, kalau sudah pulang kerja atau saat santai, biasanya pakai daster atau baju tidur yang seksi dan mini. Mama tidak merasa canggung, biasa saja baginya. Kalau sedang ganti baju juga mama sering tidak menutup pintu kamarnya. Mungkin karena dia pikir toh di rumah hanya ada kami saja, dan akukan juga anaknya. Aku sih senang – senang saja dan tidak merasa aneh, maklum saat itu aku masih lugu. Kadang – kadang juga aku sering tidur di kamar mamaku, tentu saja saat itu tidak ada pikiran yang macam – macam. Mamaku sendiri sangat rajin merawat dirinya, kalau kita lihat, usianya seakan – akan masih seperti wanita yang berusia 25 tahunan saja, nggak kelihatan kalau anaknya sudah gadis dan perjaka. Mama rajin melakukan yoga dan senam, juga berenang. Kebetulan di halaman belakang rumah kami dibangun kolam yang tidak terlalu besar, dikelilingi tembok yang lumayan tinggi serta jauh dari tetangga. Mamaku sendiri memiliki wajah yang cantik, rada – rada berwajah indo, rambut panjang, tingginya sekitar 170 cm, bentuk tubuh yang menawan, perut yang masih rata, terutama dadanya yang sangat besar, yang kemudian aku tahu ternyata berukuran 38. Teman – teman yang main ke rumah mengatakan mamaku sangat seksi dan mempesona. Kakakku Erni, juga sama, mewarisi kecantikan mama, sama – sama berdada besar, walaupun tidak sebesar mama, tapi masih akan berkembang. Sepertinya wanita di keluarga mama memang memiliki dada yang besar dan aduhai, adik dan kakak mama juga sama.
Singkat cerita, 3 tahun sudah berlalu sejak perceraian sialan tersebut, waktu itu usiaku 15 tahun hampir 16, baru kelas 1 SMA, saat di mana memasuki masa tegangan tinggi dalam masa puberku. Libido remaja yang gampang naik dan mulai mau tahu lebih jauh mengenai wanita. Aku mulai sering mengakses situs – situs porno di kamarku, membaca majalah dan buku – buku porno, menonton film – film porno yang amat mudah dibeli. Apalagi kini kak Erni jarang di rumah, karena bersekolah di kota B, yah makin seringlah aku sendirian di rumah. Sering saat sedang berkumpul dengan teman – temanku, aku mendengar pengalaman mereka saat melepas keperjakaan, terus terang aku juga penasaran dan ingin sekali melakukan hal yang mereka ceritakan. Secara keuangan aku bisa dan mampu membayar wanita penghibur, bahkan teman – temanku juga menjanjikan akan membayarkan kalau aku mau, tapi aku tidak mau, karena aku takut dan juga ngeri resikonya melakukan dengan wanita penghibur.
Jujur saja, kalau sedang membuka situs porno atau menonton BF, aku paling senang melihat wanita yang sudah dewasa, memiliki dada besar , dan memiliki bulu kemaluan yang lebat, apalagi kalau memiliki bulu ketek, ugh….bisa gila aku membayangkannya.
Aku juga mulai menyadari bahwa aku terpesona dan amat menginginkan mamaku, sudah melewati batas sayang anak ke mamanya, sudah bercampur dengan perasaan erotis yang menyenangkan. Bukannya kakakku tidak cantik dan mempesona, tapi bagiku mama adalah sosok wanita yang sempurna, sudah matang. Wanita dewasa yang kecantikan dan lekuk tubuhnya memancarkan sensasi sensual tersendiri.

Perlahan tapi pasti, gairah dan hasrat di diriku semakin berkobar, aku yang dulu memandang mamaku sebagaimana mestinya, kini mulai melihat mamaku dari sudut pandang seorang pria. Kini aku sering mencuri – curi kesempatan saat mama sedang ganti baju, pura – pura duduk membaca dekat mama kalau mamaku sedang yoga, senam atau berenang. Kini aku mulai sering mengkhayalkan tubuh mama saat aku sedang bermartubasi. Selain itu aku mempunyai kegiatan baru yaitu mengintip mamaku yang sedang mandi, sebenarnya tidak bisa dibilang mengintip sih, kamar mandi mamaku itu terletak di dalam kamarnya, cukup besar ukurannya, karena di dalamnya ada bath tub, standing shower, dan wastafel serta kaca rias yang terpisah, dan saat mama mandi pintunya jarang dikunci, Cuma sedikit ditutup saja, sehingga aku cukup melihat dari celah pintu yang terbuka. Tidak puas, suatu hari timbul ideku untuk merekamnya, maka aku siapkan kamera dan dengan hati – hati merekamnya. Wah, hasil rekamannya sungguh amat indah, dan memperlancar masturbasiku. Tapi itu belum cukup, aku masih menyimpan hasrat untuk merasakan dan menyentuh secara langsung, dan dalam hal ini aku amat terobsesi dengan mamaku. Aku harus mencari cara dan kesempatan untuk memiliki mamaku seutuhnya. Kesempatanku amat besar, karena di rumah ini hanya ada aku dan mamaku, tinggal bagaimana aku mencari caranya.

No comments:

Post a Comment