ini blog yang berisikan kisah-kisah seks sedarah. bagi agan-agan yang tidak berminat dengan konten ini silahkan di minati. wkwkwkw

Thursday, July 27, 2017

DILEMA CINTA SIMALAKAMA XIV

Aku terus mencoba menghubungi pak prima beberapa kali. Tidak ada satupun yang menyambung. Nomornya tidak aktif. Aku kirim ke WA nya dari bahasa yang halus. Hinggal paling kasar. KAU MAU MELARIKAN DIRI YA PRIMA. AKU HAMIL GARA-GARA KAU. Dan hasilnya tetap sama. Contreng 1. Tanda tidak masuk.

Lita juga sangat marah. Awalnya dia tidak setuju aku berniat menggugurkan kandunganku. Dia suruh aku nikah. Tapi aku mau menikahi siapa? Orang yang menghamiliku menghilang. Mau mengadu kekampus untuk minta alamatnya pak prima sama saja dengan bunuh diri. Kampus tidak akan memberikan alamat dosen ke mahasiswa kalau tidak urusan sangat penting. Kalau aku bilang aku hamil pasti aku di DO.

"Ta, mau tidak mau aku harus menggungurkan kandunganku sebelum makin besar".
"Ka, coba kamu pikirkan lagi. Masa kamu mau membunuh anak kamu sendiri?". Tahan Lita
"Aku ngerti ta, tapi mau bagaimana lagi. Bapak nya sekarang menghilang. Kalau kelamaan orang pasti tau. Bisa sampai ketelinga orangtuaku. Aku sangat ingin menikah. Apalagi suaminya pak prima. Tapi dia nya dimana? Aku gak tau. Dia gak ada bilang dia dimana sekarang?" jelasku
"Aku aneh sama kamu ka, pacaran sebentar. Langsung hamil. Sekarang kamu gak tahu orang yang ngehamili kamu ada di mana?". Tukas Lita datar.
"Kamu boleh hina aku ta, tapi sekarang aku mohon kamu bantu aku. Ku mohon." aku menangis lagi. Lita memelukkan dan menangis juga.
...

Malam itu kami menemui teman SMA lita. Dia kuliah di jurusan kebidanan di kampus lain.
"Ada ka, obatnya namanya cytotex. Tapi itu obat gak di jual bebas. Harus dengan resep dokter. Kita gak mungkin minta dokter bikin resep beli cytotex tanpa pemeriksaan medis. Aborsi itu ilegal. Kalau ketahuan bisa di penjara ." jawab Lusi
"Trus gimana caranya dapatin tu obat?" kejar lita.
" kamu ingat tomy kan Ta?" tanya lusi ke lita.
"Tomi temen SMA kita? Yang kribo?".
"Iya dia. Dia sekarang kan magang di rumah sakit. Coba hubungi dia. Aku juga sering dengar kalau dia ada jual obat itu juga. Tapi...". Lusi berenti bicara.
"Kenapa si?" aku yang nanya kali ini.
"Kalau beli ke dia biasany harganya mahal. Dia tau banget kalo orang cari obat itu orang yang kepepet  dan pasti beli. Aku denger dia jual obat itu 250rb/biji." lanjut Lusi.
Lita menoleh kearahku.
"Ada nyimpan no Tomi lus?" tanyaku.
...
Hari sudah pukul 10,30 malam. Kami sedang dalam perjalanan menuju cafe tempat ketemuan dengan Tomy. Aku sudah ambil uang ke ATM. Aku sudah bulat tekat mau menggugurkan kandunganku.

Dia menyamperin kami di parkiran. Dan masuk kedalam mobil Lita.
"Obatnya ada. Biasanya kalau orang mau buang dosisnya di sesuaikan sama umur balon." jelas tomy. Istilahnya di samarkan. Biar aman katanya.
"Sudah sebulan lewat Tom." jawabku.
"Udah 5 minggu ya, 2 kepinglah kayaknya".
" sekeping berapa".
"Sekeping isi sepuluh biji. Harganya 2,5jt sekeping".
5 juta artinya. Mahal juga ni obat batinku.
" mahal banget tom. Gak kurang apa. Kasian temen gua nih". Tukas Lita.
"Ini permen susah ngeluarinya. Gua kerja sama ma dokter. Dia minta bagian. Gua dapat dikit banget. Sumpah. Paling sekeping dia kasih 200rebu".
"Ok deh tom. Kapan ada permennya?" tanyaku.
"Besok malam gua bawain. Kita ketemu di sini aja, bawa cash ya". Kata tomi sambil mau buka pintu.
"Bego ya pacar lo sis. Kalo gua punya pacar cakep kaya kamu. Gua sengaja hamilin. Biar bisa di nikahin. Kan bangga punya bini cakep." ujar Tomy cengengesan sebelum keluar mobil.
Aku senyum aja.
....
Esoknya kami ketemu kembali, tomi sudah membawa dua keping pil cytotex. Pil nya kecil. Seperti pil KB.
"Cara pakainya taruh 3 biji di belakang lidah loe. Tunggu sampai larut sendiri. Jangan di telan bulat2. Antisipasi kalau ada apa-apa pilnya tidak di temukan."
Aku mengangguk mengiyakan.
" biasanya dalam 2 hari sudah kuat reaksi nya. hari kelima udah bersih. Kalau bisa kamu jangan kuliah dulu. Suka keluar soalnya. Pake pembalut gak bakal mampu nampung." lanjut tomi.
"Ok tom."
"Gua ingetin ya ka, ini beresiko. Dan lo tau resiko yang lo ambil. Lo harus siap tanggung resikonya sendiri".
"Iya tom ngerti."
Aku meraih dompetku. Dan mengeluarkan uang 5 juta. Tomi menghitungnya sebentar.
" kalau lo bukan konsumen gua aja, dah gua pacarin lo ka". Kata tomi sambil cengengesan.
"Yeee.. Dianya juga gak bakal mau ma lo tom. Jangan menghayal ketinggian deh." timpal lita.
"Makasih ya tom bantuannya." sambungku.
Kami berpisah dan pulang ke kost ku.
...
Ini sudah hari kedua aku minum obatnya, memang terasa perutku terkadang melilit sakit. Seperti mau BAB. Tapi hanya sedikit. Darah yang keluarpun tak lebih dari sesendok makan. Aku merasakan payudaraku makin naik dan membesar. Tanda2 kehamilan makin jelas.
Minum aja terus. Kan baru 2 hari, coba juga di masukin langsung ke ms V loe ka. 2 biji. Taruh di bawah lidah 1. Jawaban WA tomi ketika aku tanya kenapa reaksinya lambat. Sudah 2 hari aku tidak kuliah. Padahal 2 minggu lagi kami ada ujian semester. Aku sudah harus benar-benar siap dalam menghadapinya. Tanpa ada beban ini lagi.
Hari ketiga masih sama.
Hari keempat. Kontraksinya malahan makin lemah. Meskipun darahnya tetap keluar. Tapi sedikit. Aku makin bingung.
Hapeku berdering. Ada telpon masuk
"Halo kak, kakak lagi kuliah". Suara laki-laki di ujung sana aku kenal betul. Suara laki-laki yang hampir sempurna yang ke dua. Itu suara Reno. Adekku.
"Gak nih dek, kakak lagi kurang sehat. Jadi sekarang di kost."
"Kakak udah berobat belom? Udah ke dokter?" kajarnya lagi.
"Gak parah kok, paling cuma masuk angin. Besok juga udah sembuh. Adek napa nih tumben nelpon? Udah selesai karantinanya?". Tanyaku. Adekku sekarang sedang menjalani pelatihan sebagai Perwira baru lulusan Akpol. Papaku bangga luar biasa, karena Reno lulus tes Akpol dengan nilai tertinggi dan tidak mesti nyogok sepeserpun. Kemana-mana dia selalu bercerita dan membanggakan anak laki-lakinya. Aku jiga turut bangga karena punya adik yang cemerlang.
"Belum kak, tinggal tiga minggu lagi. Nanti pas kelulusan mama sama papa mau hadir. Kakak bisa hadir juga kan? Nanti sekalian mama papa jemput kakak dulu ke bandung sebelum kesini!". Lanjut Reno.
Aku jadi memikirkan kondisiku, seandainya orangtuaku mengetahui kondisi lu sekarang yang sedang hamil. Kemarahan mereka  sudah terbayang di benakku. Aku harus cepat menyelesaikan masalah ini. Aku harus sudah benar-benar bersih dan bugar ketika orang tuaku datang.
"Iya dek. Kakak pasti ikut kok".
...

Ini sudah hari kelima sejak awal aku mengkonsumsi obat itu. Tapi belum juga ada tanda-tanda akan keluar. Payudaraku masih terasa naik, aku tetap mual-mual di pagi hari. Aku makin frustasi. Tomi tidak bisa di hubungi. Di telpon tidak di angkat. Aku bingung harus bagaimana. Lita sedang ke kampus. Aku browsing-browsing dan baca-baca tentang obat itu.

Ada sebuah situs yang  juga menjual obat yang sama. Tapi dengan merk yang berbeda dan cara pakai yang berbeda. Di nasukkan lewat Vagina. Di situs lain dengan cara minum yang sama. Di taruh di bawah lidah. Di situs lain ada yang mengirimkan pertanyaan. Dan kasusnya sama denganku. Udah mencoba 2 cara di atas tapi tidak manjur juga. Balasan dari penjual mengatakan.
"Obatnya bisa di minum.langsung. 5 pil sekali minum. Tapi harus hati-hati dan di temani orang lain. Biasanya langsung terjadi pendarahan."

Akupun meraih stok Pilku. Memang tinggal sisa 5 biji. Tanpa ba bi bu. Langsung saja aku telan semuanya. Belum juga ada reaksi. Aku nonton TV dan tertidur.

Aku bangun hari sudah gelap. Sepertinya Lita tidak datang hari ini. Aku berusaha menggapai HP ku untuk nge chat Lita. Hp di cas dekat kaki. Aku malas bangkit. Cuma menggapai-gapai kearah kaki. Lantainya basah. Air apa ini. Batinku. Aku angkat tanganku dan melihat. Darah. Aku langsung duduk. Dan di karpet dan lantai Kost ku ada banyak darah. Darah itu bersumber dari kewanitaanku. Aku buru-buru ke kamar mandi untukmembersihkan diriku. Mendadak perutku melilit, sakit sekali. Sangat sakit. Puluhan kali lipat dari yang biasanya. Darah terus mengalir menyusuri pahaku. Tanpa celana lagi aku bisa melihat jelas darah itu mengalir. Sakit itu benar-benar sakit. Seolah olah Ada sesuatu yang mau keluar dari dalam. Tapi terganjal. Aku mengejan sekuat-kuatnya. Darah yang keluar makin banyak. Lantai Kamar mandiku sudah penuh dengan darah. Aku keluar. Darah jadi berceceran di lantai yang aku lewati. Aku raih Hpku dan berusaha mngehubungi Lita. Berapa kali aku telpon tidak di angkat. Aku tinggalkan voice message ke WAnya.
Ta, tolong ke kost ku sekarang. Aku pendarahan
Aku tinggalkan hpku. Dan kembali ke kamar mandi. Sakitnya makin menjadi-jadi. Sakit yang taramat sakit. Aku mengedan sekuat-kuatnya...
Plung....
Ada yang keluar dari vaginaku dan jatuh kedalam wc. Gumpalan darah kental sekali. Lebih kurang sebesar telur ayam. Aku merasa lega. Sudah selesai batinku. Aku mau berdiri mengambil shower. tapi lututku lemas sekali. Dan darah yang keluar makin banyak. Pandanganku kabur. Terasa berputar-putat. Kemudian gelap.

BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment